Beberapa dekad yang lalu, memukul anak di punggung adalah
praktek yang diterima secara luas. Namun demikian, dalam tahun-tahun terakhir
ini memukul anak (dan bentuk-bentuk hukuman badan lainnya) telah diganti dengan
“time-outs” (berhenti dari aktifitas-aktifitas yang mereka sukai) dan
bentuk-bentuk hukuman lainnya yang tidak bersifat hukuman fisik.
Di beberapa
negara, memukul anak bahkan dianggap ilegal. Banyak orangtua yang takut memukul
anaknya dan dilaporkan pada pemerintah dan akibatnya anak tsb akan diambil dari
mereka. Jangan salah paham, kami bukan mau mendukung penyiksaan anak atau
perlakuan kasar terhadap anak. Seorang anak tidak boleh didisiplin secara fisik
sampai mengakibatkan kerusakan/gangguan fisik pada anak tsb. Namun demikian,
menurut Alkitab, mendisiplin anak secara fisik pada batas-batas tertentu adalah
baik dan mendukung pertumbuhan serta kebaikan sang anak.
Banyak ayat Alkitab yang mendorong disiplin secara fisik.
“Jangan menolak didikan dari anakmu ia tidak akan mati kalau engkau memukulnya
dengan rotan. Engkau memukulnya dengan rotan, tetapi engkau menyelamatkan
nyawanya dari dunia orang mati.” Masih ada ayat-ayat lain yang mendukung penghukuman
secara fisik (Amsal 13:24; 22:15; 20:30). Alkitab sangat menekankan pentingnya
disiplin; itu adalah sesuatu yang harus kita miliki supaya menjadi orang-orang
yang produktif dan hal ini lebih mudah dipelajari ketika kita masih muda.
Anak-anak yang tidak didisiplin akan bertumbuh sebagai pemberontak, tidak
menghormati otoritas dan akibatnya mereka tidak akan mau menaati dan mengikuti
Tuhan. Tuhan menggunakan disiplin untuk mengoreksi kita dan memimpin kita pada
jalan yang benar, dan untuk mendorong kita menyesali perbuatan-perbuatan kita
(Mazmur 94:12; Amsal 1:7, 6:23, 12:1, 13:1, 15:5; Yesaya 38:16; Ibrani 12:9).
Ini hanyalah beberapa ayat yang berbicara mengenai faedah dari disiplin.
Di sinilah masalahnya, sering kali para orangtua terlalu
pasif atau terlalu agresif dalam usaha mereka membesarkan anak-anak mereka.
Mereka yang tidak percaya soal memukul anak sering kali tidak punya kemampuan
untuk mengoreksi dan mendisiplin secara tepat, sehingga anak mereka bertumbuh
secara liar dan suka melawan. Hal ini merusak anak dalam jangka panjang.
“Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak yang dibiarkan
mempermalukan ibunya” (Amsal 29:15). Ada pula orangtua yang salah mengerti
definisi Alkitab mengenai disiplin (atau mungkin mereka memang orang yang kasar
dan suka menyiksa) dan menggunakan disiplin untuk membenarkan kekasaran dan
penyiksaan terhadap anak-anak mereka.
Disiplin digunakan untuk mengoreksi dan mendidik orang untuk
berjalan pada jalan yang benar. “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan
tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan
buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya”
(Ibrani 12:11). Disiplin dari Tuhan adalah penuh kasih, sebagaimana mestinya
antara orangtua dan anak. Memukul anak tidak boleh menyebabkan gangguan yang
permanen atau untuk menyakiti, tapi memukul secara cepat (di bagian
belakang/punggung di mana paling banyak
daging) untuk mengajar anak bahwa apa yang dilakukannya tidak dapat diterima.
Hal ini tidak boleh dilakukan untuk melampiaskan amarah atau rasa frustrasi
kita, atau secara tidak terkontrol.
“Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam
hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan”
(Efesus 6:4). Mendidik anak “dalam ajaran dan nasihat Tuhan” termasuk
menghukum, mengoreksi, dan ya, disiplin secara fisik dalam kasih.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan