Sabtu, 27 Oktober 2012

Apakah Alkitab mengizinkan poligami?


 Beberapa orang terkenal dalam Perjanjian Lama adalah poligami. Abraham, Yakub, Daud, Salomo, dan yang lainnya semua mempunyai banyak isteri.
Bagaimana kita menjelaskan contoh-contoh poligami dalam Perjanjian Lama ini? Ada tiga pertanyaan yang perlu dijawab: 1) Mengapa Allah mengizinkan poligami dalam Perjanjian Lama? 2) Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? 3) Mengapa berubah?
1) Mengapa Allah mengizinkan poligami dalam Perjanjian Lama?
Alkitab tidak secara spesifik mengatakan mengapa Allah mengizinkan poligami. Statistik sekarang menunjukkan bahwa kira-kira 50% dari populasi dunia adalah wanita, dengan lelaki 49.5%. Dengan menganggap peratusan yang sama pada zaman dahulu, dan dilipatgandakan dengan jutaan manusia, maka akan ada puluhan ribu wanita lebih banyak daripada lelaki. Peperangan pada zaman dahulu kala sangat kejam, dengan kematian yang luarbiasa tinggi khusus terhadap lelaki. Hal ini bahkan akan mengakibatkan perbedaan peratusan yang lebih besar antara wanita dan lelaki. Oleh itu, hampir tidak mungkin pernikahan setiap satu wanita dengan satu lelaki, kerana akan wujud jurang besar wanita yang tidak bersuami. Golongan wanita sering kali tidak berpendidikan dan tidak terlatih. Dizaman itu golongan wanita bergantung kepada ayah, saudara laki-laki, dan suami mereka untuk penyediaan kebutuhan hidup dan perlindungan. wanita yang tidak menikah sering kali diperlakukan sebagai pelacur dan perbudakan. Perbedaan yang berarti antara jumlah perempuan dan laki-laki akan meninggalkan banyak perempuan dalam situasi yang tidak diinginkan.
Jadi,tujuan Allah mengizinkan poligami adalah untuk melindungi dan mencukupi golongan wanita pada waktu itu. Seorang lelaki akan mengambil beberapa isteri dan berfungsi sebagai pemberi nafkah dan pelindung bagi mereka. Walaupun keadaan dalam rumahtangga poligami tidaklah ideal, namun tindakan ini adalah jauh lebih baik daripada pilihan lainnya iaitu pelacuran, perbudakan, atau kelaparan. Sebagai tambahan kepada faktor perlindungan dan pemberian nafkah hidup, poligami memungkinkan berkembangnya umat manusia dengan lebih cepat, untuk menggenapi perintah Allah untuk “beranakcuculah dan bertambah banyak; sehingga tak terbilang jumlahmu di bumi” (Kejadian 9:7).
2) Bagaimana Allah memandang poligami sekarang ini? Bahkan saat poligami diizinkan, Alkitab mengajukan monogami sebagai rencana yang paling sesuai dengan pernikahan yang ideal bagi Allah. Alkitab mengatakan bahwa maksud Allah yang semula adalah untuk satu orang laki-laki menikah dengan satu orang perempuan saja: “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya (bukan isteri-isteri), sehingga keduanya menjadi satu daging (bukan daging-daging)” (Kejadian 2:24). Walaupun Kejadian 2:24 lebih menggambarkan apa itu pernikahan, daripada berapa orang yang terlibat, penggunaan kata tunggal yang konsisten seharusnya diperhatikan. Dalam Ulangan 17:14-20, Allah berkata bahwa raja-raja tidak seharusnya memperbanyak istri (atau kuda atau emas). Walaupun ini tidak bisa ditafsirkan sebagai perintah bahwa raja-raja harus monogami, bisa dimengerti sebagai pernyataan bahwa memiliki banyak istri menyebabkan masalah. Hal ini bisa dilihat dengan jelas dalam kehidupan Salomo (1 Raja-raja 11:3-4).
3) Mengapa berubah? Bukannya Allah tidak mengizinkan sesuatu yang sebelumnya Dia izinkan namun ini merupakan pemulihan pernikahan sesuai dengan rencana-Nya yang mula-mula. Bahkan kembali kepada Adam dan Hawa pun, poligami bukanlah rencana Allah mula-mula. Tampaknya Allah mengizinkan poligami untuk mengatasi masalah, tetapi itu bukan yang ideal. Dalam kebanyakan masyarakat moden, poligami sama sekali tidak perlu. Dalam kebanyakan budaya hari ini, perempuan mampu mencari nafkah dan melindungi diri mereka sendiri dan secara automatik menghapuskan satu-satunya aspek “positif” poligami. Selanjutnya, kebanyakan bangsa moden menyatakan poligami tidak sah. Menurut Roma 13:1-7, kita harus menaati hukum-hukum yang pemerintah tetapkan. Satu-satunya contoh dalam mana tidak menaati hukum diizinkan oleh Alkitab adalah jika hukum itu bertentangan dengan perintah Allah (Kisah 5:29). Karena Allah hanya mengizinkan poligami, dan tidak memerintahkannya, hukum yang melarang poligami harus ditegakkan.
Apakah ada contoh-contoh di mana izin untuk poligami masih dapat diterapkan sekarang ini? Mungkin, tetapi tidak terbayang bahwa sama sekali tidak ada solusi yang lain. Karena aspek “satu daging” dari pernikahan, perlunya kesatuan dan kecocokan dalam pernikahan, dan tidak adanya kebutuhan yang sejati untuk poligami, maka dengan teguh kita percaya bahwa poligami tidak menghormati Allah dan bukanlah rancangan-Nya untuk pernikahan.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan